Heboh game Pokemon Go, sekolah di Purwokerto razia HP siswa
Rajacasino88.com Agen Judi Casino Online Indonesia Terpercaya
Berita Terkini - SMP 1 Purwokerto, Jawa Tengah, melakukan razia terkait maraknya pemberitaan mengenai dampak permainan berbasis aplikasi telepon seluler (ponsel), Pokemon Go, Rabu (20/7). Razia tersebut menyasar siswa yang menggunakan ponsel pintar dan juga yang memasang aplikasi Pokemon Go di ponselnya.
Sejak pukul 08.30 WIB, razia yang digelar pihak sekolah memasuki masing-masing kelas yang ada di sekolah tersebut. Satu per satu ponsel siswa diperiksa untuk memastikan ponsel mereka tidak terpasang aplikasi permainan yang dibuat oleh John Hanke tersebut.
Dari hasil pemeriksaan, ada siswa yang kedapatan memasang aplikasi game yang dikembangkan Niantic dengan berbasis GPS (Global Positioning System). Siswa kelas IX yang memiliki aplikasi Pokemon Go, Chaerul Anam mengatakan, sengaja memasang di ponsel pintarnya karena penasaran dengan maraknya pemberitaan tersebut.
"Saya pasang saat liburan kemarin. Kebetulan saya memasang untuk menghilangkan rasa bosan saat perjalanan pulang dari Surabaya," kata Chaerul, Rabu (20/7).
Chaerul mengaku aplikasi tersebut dipasang saat mencarinya di situs pencari google. Saat itu, permaian aplikasi Pokemon Go sedang ramai diperbincangkan.
"Saya mendapatkan aplikasinya dari link yang ada di google, setelah itu saya pasang. Jadi bukan dari playstore," kata dia.
Aplikasi tersebut tidak dimainkannya lagi saat tiba di Purwokerto. Ia beranggapan, permainan Pokemon Go tidak terlalu jelas tujuannya.
"Kita hanya mengambil karakter pokemon yang ada di jalan dan mengumpulkannya. Selanjutnya, kita tidak tahu buat apa," ujar dia.
Kepala SMP 1 Purwokerto, Sulistyaningsih mengatakan, sengaja bergerak cepat untuk menghindarkan siswa dari efek negatif permainan tersebut, seperti yang diberitakan di media massa. Sebenarnya razia tersebut, diakui Sulistyaningsih, dilakukan juga untuk menegakkan kembali aturan sekolah yang menegaskan tidak boleh membawa ponsel pintar ke sekolah juga.
"Kami menilai permainan ini akan membuat siswa terganggu waktu belajarnya karena permainan ini menghabiskan waktu," kata Sulistyaningsih.
Dia mengatakan, untuk mengantisipasi hal tersebut, akan mengadakan musyawarah dengan orangtua siswa untuk memberikan pengarahan. "Secepatnya, kami akan memanggil orangtua siswa untuk membicarakan masalah ini," tandasnya.

Leave a Comment